Akankah Denny Indrayana Berjiwa Satria

Sabtu, 25 Agustus 20120 komentar

Pakde Kartono

Bukan salah dia, tetapi Aku, bukan salah mereka, tetapi Kita. Aku sangat merindukan kejujuran, kejujuran hati nurani, yang sudah menjadi barang langka di indonesia tercinta ini. -manusia bertanggung jawab atas tindak tanduknya, jika tidak di dunia pasti di akhirat-

Akankah Denny Indrayana Berjiwa Satria?

dari 4 Kompasianer menilai aktual
Publik tentu masih teringat jelas jawaban dari wamen Kumham Denny Indrayana saat di beritakan menampar sipir Lapas Pekanbaru, Darso Sihombing. Jawaban Denny Indrayana adalah masak tampang seperti saya mukul dan nampar orang? jawaban ini sungguh menggelikan, bukannya menjawab pertanyaan malah balik bertanya. Lagipula apa hubungan nya tampang Denny Indrayana, yang menurut wakil ketua komisi III DPR, Aziz Syamsuddin tidak ganteng, dengan memukul dan menampar sipir? Jawaban yang tidak menggambarkan tingkat pendidikannya yang sangat tinggi, Master dari Amerika dan Doktor dari Australia, dan Guru Besar dari UGM.
Seorang pencuri tidak mempunyai tampang mencuri, pembunuh pun tidak mempunyai tampang pembunuh, dan fatalnya, seorang pembohong tidak mempunyai tampang pembohong, walaupun ia sudah berulang kali berbohong dan ketahuan bohongnya oleh publik, hal inilah yang di sebut kebohongan publik.
Pernyataan Denny Indrayana bahwa apakah tampangnya adalah tampang suka mukul dan nampar, sementara sipir Darso Sihombing telah bersumpah ia ditampar wamennya dan disaksikan rekan-rekannya sesama sipir (beruntung Denny tak dilaporkan Darso ke polisi) adalah suatu dagelan yang tidak lucu. Kita semua tidak tahu secara pasti tampang yang bagaimana yang di maksud oleh Denny Indrayana untuk di deskripsikan sebagai tampang suka nampar dan mukul.
Kondisi ini persis yang terjadi saat ini. Dari tweet Denny Indrayana ‘advokat koruptor adalah koruptor’, publik tak tahu pasti advokat mana yang dimaksud oleh Denny Indrayana. Ia tak cukup punya nyali untuk menyebut nama Yusril atau Hotman Paris atau Hotma Sitompoel atau OC Kaligis. Ia merasa minder dengan pengetahuan ilmu hukum yang dimilikinya, mungkin karena backgroundnya yang hukum tata negara bukan hukum pidana (hal ini bisa dimakumi). Atau memang Denny asal tulis tweet saja tanpa pernah memikirkan efek dari tweetnya itu (karena ia lagi asik pulang kampung ke banjar baru dan ketemu teman-teman lamanya). Efek dari tweet yang ngawur dan asal tulis serta tidak tegas menyebut nama advokat namun tersebar luas ini sangat menyinggung perasaan semua advokat, atasannya langsung, menkumham Amir Syamsuddin dongkol hatinya namun tak bisa berbuat apa-apa, ia memilih diam daripada membela Denny Indrayana seperti di kesempatan lain. Adnan Buyung Nasution, orang yang disegani Denny indrayana, juga marah luar biasa, namun karena suasana masih lebaran, bang Buyung menahan diri untuk tidak ikut-ikutan menjewer murid kurang ajarnya Denny Indrayana.
Sebenarnya kegaduhan ini bisa segera dihentikan. Denny Indrayana meminta maaf atas tweetnya yang ngawur dan tidak jelas. Namun meminta denny meminta maaf sama saja meminta air laut dikosongkan. Ia terlalu keras kepala untuk mengakui kesalahannya, yang sering terjadi justru ia melakukan pembenaran-pembenaran atas tindakannya. Saya tak menutup mata atas beberapa prestasinya, dan sering ia sebut berulang-ulang di berbagai kesempatan. Hal ini akan sangat indah jika kegagalan juga ia akui secara jantan dan ksatria seperti ia mengakui keberhasilannya. Salam untuk indonesia yang lebih baik
Share this article :

Posting Komentar

malaysia

Popular post

iklan

 
Support : Creating Website | Johny Template | Mas Template
Copyright © 2011. HIMPUNAN MAKALAH CUT ROES - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Published by Mas Template
Proudly powered by Blogger
back to top