Suami : “Sayang….”
Istri orang : “Sayang, sayang…. sama istri sendiri aja nggak pernah bilang sayang”
Suami : “Khusus untukmu bolehkan?”
Istri orang : “Kalau nggak boleh emang kenapa?”
Suami : “Ya, nggak pa pa siapa tahu nanti lama-lama juga mau. Tahu nggak sih loe kalau aku itu suka kamu plus sayang kamu bahkan mencintai kamu dari kamu masih unyu-unyu sampai kini kamu udah ubanan”
Istri orang : “He he”
Suami : “Kog cuma he he. Tiap detik yang kupikirkan cuma kamu. Setiap nafasku hanya ada namamu. Bahkan waktu ku ML sama istriku sering kusebut namamu. Eh pernah ketahuan ama istriku. Dianya mmarah-marah”
Istri orang : “Ha ha… rasain loe!”
Suami : ” Kog malah nyukurin. Kamu nggak senang ya!”
Istri orang : “Ya, jelas nggak lah. Ngapain juga loe mikirin aku. Kan aku dah punya suami. Suamiku cakep lagi. Lebih darimu segalanya. Ngapain juga aku mau sama kamu. Jelas-jelas udah kukatakan kalau aku nggak suka ama kau dari dulu. Ngapain juga ngejar-ngejar aku?”
Suami : “Yang jelas apapun yang terjadi sampai detik inipun aku kan selalu merindukanmu, menyebut namamu di setiap hela nafasku!”
Istri orang : “Ah… lebay.”
Suami : “Tahu nggak kamu, kalau aku kangen ama kamu apapun yang ada di depanku selalu kuciumi walaupun mungkin yang ada di depanku cuma seekor kucing.”
Istri orang : “Ha…aku diibaratkan seekor kucing? Ah terlalu kamu. Jelas aku nggak mau lah!”
Suami : “Maksudku bila kurindu kamu apapun itu kuanggap yang ada di depanku adalah kamu. Wis thok. Capek aku njelasin ke kamu. Satuuuuu aja pintaku. Ingatlah aku terus dalam keseharian kamu, walau kamu tak menyukai aku. Pleaseeeee…. deh!”
Istri orang : “Enak aja. Suka-suka aku dong. Emang aku siapa kamu? Sok ngatur!”
Suami : “E…. ya udah kalau nggak mau. Di depan rumahku masih ada pohon bayam. Aku pamit ya, mau gantung diri di pohon bayam. Daaahhhhh yaaaaa. Aaaaaaahhhhhhhh. Lha kog masih hidup?”
Istri orang ; ” Ah dasar nggak niat. Ternyata cintamu hanya setinggi pohon bayam!”
Istri orang : “Sayang, sayang…. sama istri sendiri aja nggak pernah bilang sayang”
Suami : “Khusus untukmu bolehkan?”
Istri orang : “Kalau nggak boleh emang kenapa?”
Suami : “Ya, nggak pa pa siapa tahu nanti lama-lama juga mau. Tahu nggak sih loe kalau aku itu suka kamu plus sayang kamu bahkan mencintai kamu dari kamu masih unyu-unyu sampai kini kamu udah ubanan”
Istri orang : “He he”
Suami : “Kog cuma he he. Tiap detik yang kupikirkan cuma kamu. Setiap nafasku hanya ada namamu. Bahkan waktu ku ML sama istriku sering kusebut namamu. Eh pernah ketahuan ama istriku. Dianya mmarah-marah”
Istri orang : “Ha ha… rasain loe!”
Suami : ” Kog malah nyukurin. Kamu nggak senang ya!”
Istri orang : “Ya, jelas nggak lah. Ngapain juga loe mikirin aku. Kan aku dah punya suami. Suamiku cakep lagi. Lebih darimu segalanya. Ngapain juga aku mau sama kamu. Jelas-jelas udah kukatakan kalau aku nggak suka ama kau dari dulu. Ngapain juga ngejar-ngejar aku?”
Suami : “Yang jelas apapun yang terjadi sampai detik inipun aku kan selalu merindukanmu, menyebut namamu di setiap hela nafasku!”
Istri orang : “Ah… lebay.”
Suami : “Tahu nggak kamu, kalau aku kangen ama kamu apapun yang ada di depanku selalu kuciumi walaupun mungkin yang ada di depanku cuma seekor kucing.”
Istri orang : “Ha…aku diibaratkan seekor kucing? Ah terlalu kamu. Jelas aku nggak mau lah!”
Suami : “Maksudku bila kurindu kamu apapun itu kuanggap yang ada di depanku adalah kamu. Wis thok. Capek aku njelasin ke kamu. Satuuuuu aja pintaku. Ingatlah aku terus dalam keseharian kamu, walau kamu tak menyukai aku. Pleaseeeee…. deh!”
Istri orang : “Enak aja. Suka-suka aku dong. Emang aku siapa kamu? Sok ngatur!”
Suami : “E…. ya udah kalau nggak mau. Di depan rumahku masih ada pohon bayam. Aku pamit ya, mau gantung diri di pohon bayam. Daaahhhhh yaaaaa. Aaaaaaahhhhhhhh. Lha kog masih hidup?”
Istri orang ; ” Ah dasar nggak niat. Ternyata cintamu hanya setinggi pohon bayam!”
Posting Komentar